Rabu, 25 Desember 2013

Late Post

Kalian salah satu 'pecandu' aplikasi instagram atau path yang akhir-akhir ini lagi rame-ramenya di gunakan insan muda tanah air Indonesia raya merdeka-merdeka gak? Kalo emang iya, pasti kalian pernah posting di IG (Instagram) atau ngepet (nge-path) dengan caption "Late Post" kan? Udah lah, ngaku aja, itu udah jadi rahasia umum di antara kita hmm. Gak cuma kalian yang bisa posting dengan caption begitu yah, walau ini 'hanya' blog, bukan berarti caption 'Late Post' ini gak berlaku di mari.
Karena suatu dan lain hal aja makanya postingan yang mestinya dipost tanggal 21 Desember 2013 jadinya diposting hari ini. Ya sudahlah, kalian baca saja postingan yang sebenarnya tak berarti apa-apa di mata kalian ini *puter lagu D'Masiv - Diantara Kalian

Sabtu pagi di Jatinegara yang harusnya libur untuk mahasiswa, justru jadi mimpi buruk untuk hari ini. Bayang-bayang kuis di siang hari membangunkanku pagi ini. Sebagai anak kosan yang dituntut untuk mandiri, jadilah kegiatan membersihkan kamar kosan tidak pernah absen di jadwal pagi hari. Tidak heran, sebab jadwal kuliahku bukanlah jadwal 'normal' yang harusnya di pagi hari melainkan dominan di siang hari. Bukan manusia kalo tidak pernah mengeluh, begitu juga dalam hal ini, ketika mendapat kuliah pagi di hari Jum'at bawaan malas dan kesal selalu menemani langkahku menuju ruang 405, ruang yang biasa kelasku pakai untuk mata kuliah Manajemen Transportasi dan Logistik.
Bedanya dengan hari ini, Sabtu, 21 Desember 2013 dosen sematawayang yang biasa masuk Sabtu siang, tidak bisa hadir. Dengan artian lain hari ini tidak ada kelas dan tidak ada kuis. Hari ini pula hari terakhir kuliah untuk tahun 2013 dan libur 'tidak terlalu panjang' kemudian melahap soal-soal UAS semester 1. Yang harusnya 'pulang kampung' untuk berapa hari menemui segala hal yang (mungkin) sudah lupa akan keberadaanku. Tapi tidak untuk liburan kali ini, jadilah 2 lebaran + 1 semester tidak bisa pulang ke 'rumah', sebut saja bang toyib.
Mungkin bukan suatu hal yang spesial ketika dosen tidak ada, dan jadwal pulang ke 'second home' dipercepat. Yang mungkin suatu kebetulan, hari ini stasiun Duri (entah daerah ini belahan dunia sebelah mana) dipenuhi dengan manusia yang memiliki 'format' yang sama denganku. Tampang manis, sholehah, muda, dengan semangat membara membangun bangsa ini dan membawa barang 2 tas (cukup) tentunya dengan muka riang tak sabar untuk sampai di rumah mereka masing-masing. Dan itu juga dengan formasi yang sama saat menanti kereta menuju kota Tangerang yang sudah mulai terlihat namun jalan sangat labat di relnya. Berdiri menanti kereta, gerbong pertama dan akan jadi gerbong akhir ketika menuju Tangerang dipenuhi oleh makhluk yang seperti itu, entah orang tua mereka menasihati mereka sama dengan apa yang ayah-ibu nasihatiku bahwa "Kalau naik kereta, jangan duduk di gerbong pertama yah Nda. Supaya kalo ada apa-apa Cenda gak kenapa-napa" itulah ucap mereka padaku untuk beberapa kali dalam bulan ini. Itu disebabkan kecelakaan kereta dengan jenis yang sama dengan yang biasa ku naiki, dan dari kejadian tersebut korban jiwa berasal dari gerbong pertama yang juga gerbong khusus wanita. Itulah kasih sayang dan perhatian orang tua yang selalu menjadi salah satu  faktor 'homesick' bagiku. Perhatian yang tidak ada unsur kepura-puraan, semua 'pure'. Ahh... Betapa enaknya pulang kampung bertemu mereka.
Langit Jakarta saat ini sangat cerah, sangat mendukung keringat yang bercucuran di muka hingga membasahi kerudung hitam yang ku pakai. 

0 Omelan:

Posting Komentar