Senin, 30 Desember 2013

I'm Screaming to My Fear

Setiap manusia pasti punya phobia. Tanpa terkecuali saya, yap karena saya juga manusia. Dalam hal ini, ketakutan yang ditujukan ke suatu binatang, buah atau makanan, benda, dan 'benda' (makhluk ghaib). Gak tau kenapa dari kecil manusia bisa menolak suatu bau makanan atau makanan itu sendiri, kalau gak salah dengar manusia memang memiliki suatu susunan genetik yang jika gak cocok maka akan menolak (entah itu bagaimana bahasanya, intinya manusia akan otomatis menolak kepada hal yang emang dasar dari genetiknya tidak cocok dengan hal tersebut). Jadi kita bisa saja memuntahkan makanan atau minuman yang 'tidak cocok' dengan kita ketika orang tua atau seseorang memberikan kepada kita. 

Kata ayah-ibu sih saya paling gak bisa dikasih makan buah pepaya, yang lazimnya anak bayi diberi asupan buah yang menurut saya ini dapat dikatakan 'produk gagal' yang ada di dunia ini. Dan mulai dewasa, saja teta saja gak suka yang namanya PEPAYA, baik itu buahnya yang sudah diolah ataupun hanya sekedar baunya saja. Selain itu buah yang masuk predikat 'produk gagal' adalah DURIAN. Buah yang sok 'garang' di luar dan ternyata dalamnya hanya biji buah yang diselimuti oleh something seems like hmm dumb thing lah pokoknya. Ini juga karena 'otomatis' ditolak oleh sekujur tubuh ini, bukan karena paksaan apalagi sogokan. Buah yang bener-bener bikin saya gak habis pikir untuk memakannya apalagi menikmatinya. Yang sialnya, dari 6 jumlah anggota keluarga, 3 pro terhadap buah ini, dan 3 kontra akan buah yang bahkan dilihat saja tidak enak. Jadi keluarga ini semacam bermain 3 on 3, oke ini agak meleset.
Bukan hanya dari makanan, tapi dari binatang juga ada yang mengganggu kehidupanku. CICAK, yah itu sebutan orang-orang yang menganggap bahwa hewan itu tidak mengganggu sama sekali. Tapi saya memanggilnya sebagai DINOSAURUS!!! Bentuknya yang kecil sok imut tidak menghalangiku berteriak sekencang-kencangnya ketika bertatapan hingga melakukan eye contact dengan hewan tersebut. Benci, kesel, geram, entah apalah namanya yang jelas hewan yang satu ini bukanlah kategori 'produk gagal' melainkan 'produk gagal yang telah mendapatkan kutukan'. Hewan sok imut yang sering nempel-nempel gak jelas dengan body sok erotis tanpa bulu sehelaipun. Dikira saya akan tertarik padanya yang hingga kini masih terus memperhatikanku di pojokan ruangan. Seandainya hewan itu tercipta dengan bulu halus sekujur tubuhnya, mungkin saya akan memeliharanya dan menamainya 'another series of hamster'. 
Siapapun juga akan memiliki ketakutan akan hal-hal ghaib. Sudah ini jangan terlalu dibahas, yang jelas saya juga memilikinya, walau kini saya tengah diberi cobaan untuk tinggal dan menuntut ilmu di sekitar perkuburan yang dibilang cukup besar di wilayah Jakarta Timur. Mau gak mau yah harus mau, namun semua itu bukanlah halangan, semua bisa diatasi dengan bantuan-Nya. Bukan hanya sekedar bilang kita takut pada-Nya namun kenyataannya kita lebih takut pada makhluk-Nya yang hanya layak bertempat di neraka. Semoga nyali saya masih bisa bertahan hingga 3 tahun kedepan AMIN.
Dan yang terakhir, dan sebenarnya ini bukan 'suatu' tetapi 'sesuatu'. Hmm... Maksudnya ini adalah kejadian atau biasa disebut situasi. Paling gak bisa liat ORANG MABOK, BERANTEM atau DEMO, SUARA MUSIK YANG BISA MENGUBAH IRAMA JANTUNG, dan SEXY DANCER. Begitu alimnya saya entah kenapa situasi-situasi tersebut membuat saya merasa takut yang teramat hebatnya. Menurut penelitian diri sendiri, 1 suspect yang buat saya mempunyai phobia seperti ini yah keadaan dimana saya tinggal. Dan yap! Ketika saya masih tinggal di tempat nun jauh di sana dan jauh dari peradaban kota dan kalaupun ke kota paling banyak 3 bulan sekali, membuat telinga, mata, dan perasaan tidak pernah merasakan euphoria kehidupan perkotaan. Hingga saat saya ke kota Daeng (Makassar) dan kebetulan saat suasana panas di tanah air akibat kelakuan pemeritah yang tengah gencar mencari perhatian dan timpukan dari masyarakat. DEMO, itu yang ada ketika perjalanan saya menuju kota Makassar. Untuk pulang ke rumah tidak mungkin, ditambah lagi kebetula saya pergi bersama 'wonder woman' yang memiliki rekor menerjang peristiwa 1998 sendirian untuk menjemput anak-anaknya. Yah, dia wanita yang biasa saya panggil IBU. Ibu yang memang memiliki tekad yang kuat apalagi jika diajak belanja di Tanah Abang, remaja sekuat apapun gak akan mengalahkan semangatnya untuk menelusuri Tanah Abang dan sekitarnya (salah fokus). Oke, intinya, di hari itu saya merasakan persendian di tubuh saya sudah gak wajar dan gak bisa dikontrol seperti biasanya. Lutut goyang kesana kemari ketika dipaksa untuk turun dari angkutan umum sebab sepanjang jalan telah diblokade oleh ratusan 'oknum' mahasiswa yang bangga membakar dan merusak fasilitas umum untuk menyampaikan orasi mereka dengan menggunakan almamaternya. Bukan suatu hal yang wajar menurut saya, karena mereka 'anarkis' dengan membawa almamaternya malah akan membuat masyarakat judge negative terhadap apa yang mereka banggakan. Dan itu bukanlah suatu yang cool bro! Bolehlah berbangga dengan almamater, namun jangan lupa untuk membuat almamater anda bangga atas apa yang anda lakukan dan membuat 'mereka' bersyukur digunakan oleh anda. 

0 Omelan:

Posting Komentar