Karena suatu dan lain hal aja makanya postingan yang mestinya dipost tanggal 21 Desember 2013 jadinya diposting hari ini. Ya sudahlah, kalian baca saja postingan yang sebenarnya tak berarti apa-apa di mata kalian ini *puter lagu D'Masiv - Diantara Kalian
Sabtu pagi di Jatinegara yang harusnya libur untuk
mahasiswa, justru jadi mimpi buruk untuk hari ini. Bayang-bayang kuis di siang
hari membangunkanku pagi ini. Sebagai anak kosan yang dituntut untuk mandiri,
jadilah kegiatan membersihkan kamar kosan tidak pernah absen di jadwal pagi
hari. Tidak heran, sebab jadwal kuliahku bukanlah jadwal 'normal' yang harusnya
di pagi hari melainkan dominan di siang hari. Bukan manusia kalo tidak pernah
mengeluh, begitu juga dalam hal ini, ketika mendapat kuliah pagi di hari Jum'at
bawaan malas dan kesal selalu menemani langkahku menuju ruang 405, ruang yang
biasa kelasku pakai untuk mata kuliah Manajemen Transportasi dan Logistik.
Bedanya dengan hari ini, Sabtu, 21 Desember 2013 dosen
sematawayang yang biasa masuk Sabtu siang, tidak bisa hadir. Dengan artian lain
hari ini tidak ada kelas dan tidak ada kuis. Hari ini pula hari terakhir kuliah
untuk tahun 2013 dan libur 'tidak terlalu panjang' kemudian melahap soal-soal
UAS semester 1. Yang harusnya 'pulang kampung' untuk berapa hari menemui segala
hal yang (mungkin) sudah lupa akan keberadaanku. Tapi tidak untuk liburan kali
ini, jadilah 2 lebaran + 1 semester tidak bisa pulang ke 'rumah', sebut saja
bang toyib.
Mungkin bukan suatu hal yang spesial ketika dosen
tidak ada, dan jadwal pulang ke 'second home' dipercepat. Yang mungkin suatu
kebetulan, hari ini stasiun Duri (entah daerah ini belahan dunia sebelah mana)
dipenuhi dengan manusia yang memiliki 'format' yang sama denganku. Tampang
manis, sholehah, muda, dengan semangat membara membangun bangsa ini dan membawa
barang 2 tas (cukup) tentunya dengan muka riang tak sabar untuk sampai di rumah
mereka masing-masing. Dan itu juga dengan formasi yang sama saat menanti kereta
menuju kota Tangerang yang sudah mulai terlihat namun jalan sangat labat di relnya.
Berdiri menanti kereta, gerbong pertama dan akan jadi gerbong akhir ketika
menuju Tangerang dipenuhi oleh makhluk yang seperti itu, entah orang tua mereka
menasihati mereka sama dengan apa yang ayah-ibu nasihatiku bahwa "Kalau
naik kereta, jangan duduk di gerbong pertama yah Nda. Supaya kalo ada apa-apa
Cenda gak kenapa-napa" itulah ucap mereka padaku untuk beberapa kali dalam
bulan ini. Itu disebabkan kecelakaan kereta dengan jenis yang sama dengan yang
biasa ku naiki, dan dari kejadian tersebut korban jiwa berasal dari gerbong
pertama yang juga gerbong khusus wanita. Itulah kasih sayang dan perhatian
orang tua yang selalu menjadi salah satu
faktor 'homesick' bagiku. Perhatian yang tidak ada unsur kepura-puraan,
semua 'pure'. Ahh... Betapa enaknya pulang kampung bertemu mereka.
Langit Jakarta saat ini sangat cerah, sangat mendukung
keringat yang bercucuran di muka hingga membasahi kerudung hitam yang ku pakai.
0 Omelan:
Posting Komentar