Tema : Kekuasaan
Pada
zaman dahulu kala terdapat sebuah kerajaan Prambanan,yang diperintah oleh
seorang raja yang jahat bernama Prabu Baka, setiap kali panen,semua hasil harus
diserahkan kepadanya. Raja ini mempunyai seorang putri yang cantik jelita
bernama Putri Roro Jonggrang, karena kecantikannya banyak raja dan pangeran
yang melamarnya untuk dijadikannya permaisuri,namun sang putri menolak semua lamaran
itu,karena sang putri hanya mau bersuamikan raja yang melebihi kerajaan
prambanan.
Kekejaman kerajaan prabu baka membuat Negara
tetanggga yaitu kerajaan Pengging menjadi risau. Raja Pengging Prabu Anglingdriya memutuskan untuk menghentikan
kekejaman dan keserakahan Prabu Baka, dengan memerintahkan putranya, Pangeran
Damarmaya perang tanding dengan Prabu Baka. Demi tugas negara meskipun dengan
berat hati Pangeran berpesan pada istrinya jika ia melahirkan seorang putra
namailah putranya Bandung.
Bandung dirawat
oleh neneknya dalam bermacam ketrampilan sebagaimana layaknya seorang putra
raja. Suatu hari, bandung bertanya kepada neneknya, siapa ayahnya dan dimana
keberadaannya. Sang nenek menjawab bahwa ayahnya sedang menunaikan satu tugas
negara yang berat yakni harus dapat mengalahkan seorang raja yang sakti tapi
kejam. Lalu bandung meminta izin kepada neneknya untuk menyusul ayahnya dan
untuk membantu ayahnya. Dan neneknya mengizinkan Bandung untuk membantu
ayahnya.
Akhirnya
bandung pun pergi di temani oleh paman Subur, pengawal istana yang setia.
Mereka berjalan, dan sekali-kali menghentikan perjalanannya untuk istirahat.
Mereka pun sampai di hutan Bondowoso. Mereka di hadang oleh Raja Jin penguasa
hutan Bondowoso, dan yang berniat untuk memakan Bandung. Namun Bandung pun
melawan raja jin tersebut, dan akhirnya Bandung berhasil menaklukan Raja Jin
itu. Raja jin itu meminta agar Bandung merubah namanya menjadi Bandung
Bondowoso sebagai pengabdiannya pada Bandung.
Mereka
melanjutkan perjalanannya menuju Kerajaan Prambanan, di dekat perbatasan
Kerajaan Prambanan mereka melihat sebuah lapangan yang di sana terdapat 2 orang
bertarung. Penduduk sekitar berkata bahwa 2 orang yang beradu kesaktian
tersebut telah berlangsung selama berbulan-bulan, namun belum ada yang kalah. Dan
Paman Subur berkata pada Bandung Bondowoso bahwa salah satu yang bertarung itu
adalah ayahnya. Pangeran Damarmaya melawan Prabu Baka yang kejam itu. Untuk
menghentikan pertandingan itu Bandung menyebar pasir ke arah kedua orang yang
sedang bertanding tersebut. Sebagai kesatria, mereka hanya bertanding di siang
hari saja.
Setelah
peperangan, Paman Subur menceritakan bahwa Bandung adalah anak Pangeran
Damarmaya yang ingin membantu ayahnya melawan kekejaman Prabu Baka. Dan Bandung
meminta izin ayahnya, Pangeran Damarmaya untuk mengadu kesaktian dengan Prabu
Baka. Esok harinya Bandung bertanding melawan Prabu Baka mewakili ayahnya. Dalam
pertandingan yang seru itu akhirnya Prabu Baka dapat dikalahkan oleh Bandung
Bondowoso.
Setelah itu,
Bandung ingin melihat Kerajaan Prambanan. di Kerajaan Prambanan Bandung melihat
Putri Roro Jonggrang yang sedang menangis mendengar kekalahan dan kematian
ayahnya, dan bandung berusaha menghibur putrid roro jongrang dengan menawarkan
diri sebagai pelindungnya, tetapi
Roro Jonggrang menolaknya dengan tegas. Tetapi sebagai orang
yang menguasai Kerajaan Prambanan, Bandung menyatakan bahwa ia berhak memperistri
Roro Jonggrang dan roro jonggrang pun tidak berdaya. Akan tetapi, Roro
Jonggrang menerima lamaran Bandung dengan syarat minta dibuatkan seribu candi
yang harus diselesaikan dalam satu malam
Untuk
mewujudkan keinginan Putri Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso meminta bantuan
Jin taklukannya untuk membantu membuatkan seribu candi dalam satu malam, tetapi
putrid roro jongrang mengetahuinya. Menjelang tengah malam Roro Jonggrang turun
ke desa-desa sekitar tempat candi dibangun, ia menyuruh orang-orang desa untuk
bangun dan menumbuk padi dan bekerja seperti seolah-olah sudah fajar
menyingsing. Dari sebelah timur tempat candi dibangun Roro Jonggrang menyuruh
membakar tumpukan-tumpukan jerami seolah cahayanya seperti
matahari akan terbit. Mendengar suara lesung itu, membuat makhluk halus
ketakutan dan meninggalkan Bandung Bodowoso yang sedang membangun candi. Roro
jonggrang pun menyuruh dayang-dayangnya untuk menghitung berapa banyak candi
yang telah berhasil di buat oleh prabu baka. Ternyata, hanya ada 999 candi yang
berhasil dibuatnya. Roro jonggrang sangat gembira mendengarnya. Tapi bandung
bondowoso mengetahui bahwa roro jonggrang berbuat curang.
Bandung
Bondowoso bertanya pada Roro Jonggrang, ”Mengapa Putri sangat gembira?” Secara
tidak sadar Roro Jonggrang menjawab, ”Aku gembira candi yang engkau buat kurang
satu.” Mendengar jawaban Roro Jonggrang melecehkan itu Bandung sangat marah.
Kemudian mengerahkan segala kesaktiannya berteriak dan mengutuk, ”Jika begitu
aku kutuk kamu untuk menjadi candi yang keseribu!”
Kutukan itu dikabulkan oleh dewata, maka Roro Jonggrang menjadi
candi yang indah. Semenjak itu candi itu disebut candi ”Roro Jonggrang”.
Sedangkan candi yang mengelilinginya disebut candi Sewu.
Hal-hal yang
menarik
Setelah mengalahkan prabu baka, bandung bondowoso berani
menawarkan diri untuk menjadi pelindungnya dan melamar putrid roro jonggang,
karena telah berhasil mengambil alih kekuasaan kerajaan prambanan. Tetapi
putrid roro jonggrang ingin menolaklamaran
itu secara halus dengan cara menyuruh bandung bondowoso untuk membuat 1000
candi dalam waktu satu malam. Dengan bantuan jin yang telah di
taklukkannya,bandung bondowoso manerima permintaan tersebut. Roro jonggrang cemas bandung bondowoso dapat
menyelesaikan permintaan tersebut dengan bantuan makhluk gaib. Roro jonggrang
menyruh orang-orang desa untuk bangun dan menumbuk padi seperti halnya kegiatan
mereka pada pagi hari dan dari sebelah timur tempat candi di bangun di bakarlah
tumpukan jerami seolah-olah cahayanya bagaikan fajar di pagi hari,agar jin yang
membantu bandung bondowoso ketakutan. Dan setelah dayang-dayang roro jonggrang
menghitung jumlah candi yang di buat ternyata hanya berjumlah 999 buah, yang
berarti kurang satu dari perjanjiannya dengan putrid roro jonggrang.
Nilai-nilai yang terkandung
·
Nilai
budaya
Karena untuk menghentikan sifat Raja Prabu Baka
yang kejam pada rakyatnya, damarmaya pun menantang dengan cara mengadu
kesaktiannya.
·
Nilai
etika
Sebagai penguasa, Raja prabu sebaiknya tidak
boleh semenah-menah terhadap rakyatnya.
·
Nilai
sosial
Bandung tidak dapat pergi menemui ayahnya
tanpa di temani oleh pengawal istanya, Paman Subur.
·
Nilai
pendidikan
Kita harus berbuat baik pada siapapun, sekalipun
kita adalah seorang penguasa. Agar tidak ada yang membenci kita.
Amanat
Janganlah menjadi penguasa yang bertindak sewenang-wenang teerhadap kekuasaannya seperti Prabu Baka, karena hal itu dapat membuat kita dibenci oleh banyak orang dan akan merugikan diri sendiri.